Idris Soroti Lambannya Penanganan Sampah dan Banjir di Makassar Timur

Anggota DPRD Kota Makassar dari Fraksi Partai Gerindra, Idris, S. Ipem saat rapat bersama Panitia Khusus LKPJ dan sejumlah perwakilan SKPD, yang digelar di Ruang Banggar DPRD Makassar pada Jumat, 16 Mei 2025. (FOTO:IST)

Makassar, Lokanews.id – Anggota DPRD Kota Makassar dari Fraksi Gerindra, Idris, S.I.Pem., menegaskan urgensi penanganan dua persoalan utama yang melanda wilayah Makassar Timur: sampah dan banjir. Hal itu disampaikannya saat rapat bersama Panitia Khusus LKPJ dan sejumlah perwakilan SKPD, yang digelar di Ruang Banggar DPRD Makassar pada Jumat, 16 Mei 2025. Rapat tersebut berlangsung untuk membahas solusi konkret terhadap persoalan lingkungan dan infrastruktur yang belum tertangani secara maksimal.

Dalam forum tersebut, Idris menyoroti progres pembangunan PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik) yang hingga kini belum menunjukkan hasil berarti. Awalnya direncanakan di Kelurahan Tamalanrea Jaya, namun karena kendala tertentu, lokasi proyek dialihkan ke Parangloe. Menurutnya, kejelasan terkait lahan dan pelaksanaan proyek ini menjadi sangat krusial untuk mengurangi beban sampah di TPA Antang yang sudah terlalu padat.

“Kalau lahan PSEL ini bisa segera difungsikan, maka volume sampah yang menumpuk di TPA Antang bisa dikurangi. Kita semua tahu kondisi di TPA Antang sudah sangat memprihatinkan,” ujar Idris, menekankan pentingnya percepatan proyek tersebut demi kepentingan masyarakat.

Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap warga yang tinggal di sekitar TPA Antang. Selain harus menghadapi bau menyengat dan genangan air saat musim hujan, mereka juga dihadapkan pada risiko kesehatan akibat limbah dan keberadaan hewan ternak yang tidak terkendali. Untuk itu, Idris mendorong agar pemerintah memberikan kompensasi kepada warga, salah satunya melalui pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bagi warga terdampak.

Masalah banjir pun tak luput dari perhatian. Idris menilai, kurangnya koordinasi antara Dinas Penanggulangan Bencana dan Dinas Sosial membuat bantuan kepada warga kerap terlambat. “Beberapa waktu lalu saya ditelepon warga yang rumahnya terendam banjir hingga setinggi satu meter. Saya langsung menghubungi Dinas Sosial, tapi mereka bilang bantuan belum tersedia. Ini menjadi catatan penting agar tidak terus berulang,” tegasnya.

Idris mengakhiri dengan harapan agar pemerintah kota segera mengambil langkah konkret dan tidak ragu dalam mengusulkan anggaran yang menyentuh kebutuhan strategis masyarakat. Ia menekankan bahwa sinergi antardinas harus diperkuat agar Makassar bisa menjadi kota yang tidak hanya bersih, tetapi juga tangguh menghadapi bencana.

Comment