Liburan Usai, Banyak Orang Terjebak Post-Vacation Blues

Ilustrasi wisatawan. (FOTO : Istimewa)

Makassar, Lokanews.id – Meski liburan singkat sering dianggap cukup untuk menyegarkan pikiran, tak sedikit orang justru mengalami perasaan murung dan kehilangan semangat setelahnya. Fenomena ini dikenal sebagai post-vacation blues—kondisi psikologis yang membuat seseorang merasa malas, cemas, hingga tertekan saat kembali ke rutinitas harian.

Gejala umum yang dirasakan antara lain sulit berkonsentrasi, kurang motivasi bekerja, dan rasa ingin kembali berlibur. Banyak orang menggambarkan perasaan ini seperti “kembali ke kenyataan” yang terlalu cepat dan membuat mental kewalahan. Meski biasanya bersifat sementara, jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak buruk terhadap produktivitas dan kesehatan mental.

Para ahli menyebut bahwa perubahan drastis dari suasana santai ke rutinitas yang padat menjadi salah satu pemicu utama. Saat liburan, tubuh dan pikiran terbiasa dengan ritme lambat dan penuh kesenangan. Kembali ke lingkungan kerja yang menuntut performa tinggi bisa memicu tekanan emosional yang tidak disadari.

Pola tidur yang berubah selama liburan juga turut memperparah keadaan. Begadang atau bangun siang saat liburan membuat tubuh kesulitan menyesuaikan diri kembali ke jadwal kerja yang lebih disiplin. Hal ini memicu rasa lelah berlebihan di hari-hari awal setelah liburan berakhir, memperkuat perasaan tidak nyaman dan lesu.

Untuk mengatasi post-vacation blues, penting bagi individu untuk memberi waktu transisi. Tidak langsung memaksakan diri kembali ke pekerjaan berat dalam satu hari penuh dapat membantu tubuh dan pikiran beradaptasi lebih mulus. Memulai hari kerja dengan tugas ringan, tidur cukup, serta menjaga asupan makanan dapat mempercepat proses pemulihan suasana hati.

Meski tampak sepele, post-vacation blues sebaiknya tidak diabaikan. Membangun rutinitas yang sehat dan menyisipkan momen relaksasi dalam hari-hari kerja dapat membantu mengurangi dampak psikologis setelah liburan. Ingat, liburan memang menyenangkan, tapi keseimbangan emosi setelahnya sama pentingnya.

Comment