Harga iPhone Terancam Melonjak Imbas Kebijakan Tarif Impor Baru AS

Harga Iphone diprediksi akan melonjak tinggi imbas kebijakan Trump (FOTO : Istimewa)

Lokanews.id – Kebijakan tarif impor terbaru dari Amerika Serikat berpotensi menaikkan harga jual produk Apple secara signifikan, terutama iPhone. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perdagangan Presiden AS, yang menerapkan tarif tinggi untuk produk dari sejumlah negara Asia seperti China, India, dan Vietnam—tiga lokasi utama dalam rantai pasok dan produksi iPhone.

Tarif baru tersebut mencakup kenaikan sebesar 54 persen untuk impor dari China, 46 persen dari Vietnam, dan 27 persen dari India. Besarnya lonjakan tarif ini secara langsung memengaruhi biaya produksi iPhone yang sebagian besar dirakit dan diproduksi di negara-negara tersebut. Akibatnya, beban biaya tambahan berisiko dialihkan kepada konsumen.

Sejumlah analis memperkirakan bahwa harga iPhone generasi terbaru bisa melonjak drastis jika Apple memilih untuk meneruskan kenaikan biaya kepada pembeli. Sebagai contoh, iPhone 16 versi standar yang saat ini dijual sekitar 799 dollar AS, berpotensi meningkat menjadi lebih dari 1.500 dollar AS. Sementara versi Pro Max bisa mencapai 2.300 dollar AS atau hampir Rp 40 juta.

Peningkatan harga tersebut menjadi perhatian serius, mengingat Apple tengah berupaya mempertahankan daya saingnya di pasar global. Salah satu opsi yang dipertimbangkan perusahaan adalah memindahkan produksi ke negara-negara alternatif, seperti India dan Vietnam. Namun, dua negara itu juga terkena dampak tarif baru sehingga opsi tersebut dinilai tidak sepenuhnya efektif.

Sebagai alternatif lain, Apple dikabarkan mulai mempertimbangkan peningkatan kapasitas produksi dalam negeri di Amerika Serikat. Namun, hal ini membutuhkan investasi besar dan waktu yang tidak sebentar untuk menyesuaikan rantai pasok serta sumber daya manusia di lokasi baru. Tantangan ini menambah kompleksitas keputusan bisnis Apple di tengah gejolak perdagangan.

Dampak dari kebijakan ini tidak hanya terasa oleh konsumen, tetapi juga oleh pasar saham. Harga saham Apple tercatat turun lebih dari 8 persen dalam satu hari perdagangan—penurunan harian terbesar dalam lima tahun terakhir. Situasi ini menunjukkan betapa sensitifnya industri teknologi terhadap perubahan kebijakan dagang global.

Comment